Pemain "berlari Tanpa Henti": Donnarumma Ungkap Perbedaan Mencolok antara Liga Inggris dan Liga Italia

Donnarumma yang kini menjalani musim debutnya bersama Man City mengungkapkan perbedaan mencolok antara Liga Inggris dan Liga Italia. Pemain "berlari Tanpa Henti": Donnarumma Ungkap Perbedaan Kontras Mencolok Liga Inggris vs Liga Italia
Gianluigi Donnarumma (helper)
Ditulis oleh Redaksi • 17 Oktober 2025
Pemain 'Berlari Tanpa Henti' - Donnarumma

MANCHESTER - Kiper tim nasional Italia, Gianluigi Donnarumma, yang kini tengah menjalani musim debutnya bersama Manchester City di Premier League, baru-baru ini membagikan pandangannya yang sangat menarik mengenai perbedaan fundamental antara sepak bola di Liga Inggris dan mantan rumahnya, Liga Italia (Serie A).

Pemain yang akrab disapa "Gigio" ini tiba di Etihad Stadium pada jendela transfer musim panas 2025, setelah sebelumnya mengantar Paris Saint-Germain meraih kejayaan treble (termasuk Liga Champions) pada musim 2024/2025. Pengalamannya bermain di level elite—mulai dari memenangkan Euro 2020 bersama Azzurri, menjadi pilar AC Milan, hingga sukses besar di PSG—memberinya kacamata unik untuk membandingkan liga-liga top Eropa.

Ritme yang Brutal dan Konstan

Menurut Donnarumma, perbedaan paling mencolok terletak pada intensitas fisik dan ritme pertandingan yang brutal di Premier League. Kiper berusia 26 tahun ini menyebut bahwa sepak bola Inggris menuntut pemain untuk terus berlari tanpa jeda, sebuah fenomena yang tidak ia temui selama bertahun-tahun membela panji Rossoneri di Serie A.

"Di Inggris, mereka berlari dari menit pertama pertandingan hingga menit terakhir. Benar-benar konstan," ungkap Donnarumma dalam sebuah wawancara.

Ia membandingkan hal tersebut dengan pengalamannya di Italia. "Tidak seperti itu di Serie A. Bukan berarti salah satu lebih baik atau lebih buruk, tetapi memang seperti itu adanya perbedaan gaya permainannya," jelasnya.

Selama enam musim membela AC Milan dan beberapa tahun di Ligue 1, Donnarumma terbiasa dengan gaya bermain yang lebih taktikal, di mana ritme pertandingan cenderung melambat di tengah, memberi ruang untuk penyesuaian strategi dan penguasaan bola yang lebih terstruktur. Di Premier League, tekanan tinggi dan transisi cepat adalah makanan sehari-hari, bahkan untuk seorang kiper.

Membela Kualitas Liga Italia

Meskipun memuji intensitas fisik di Inggris, Donnarumma tetap memberikan pembelaan tegas terhadap kualitas liga tanah kelahirannya. Ia menolak anggapan bahwa eksodus pemain Italia ke Premier League belakangan ini didasarkan pada kualitas Serie A yang menurun.

"Melihatnya dari jauh, saya dapat mengatakan bahwa sepak bola 'kita' (Italia) tidak kalah dari yang lainnya," tegas kiper yang sudah mengantongi gelar Kiper Terbaik Eropa tersebut.

Bagi Donnarumma, baik Serie A maupun Premier League memiliki kelebihan masing-masing. Jika Liga Inggris menawarkan tontonan yang cepat, menguras fisik, dan penuh duel udara, Liga Italia menawarkan keunggulan dalam hal kedalaman taktik dan seni bertahan, sesuatu yang membuatnya tumbuh menjadi kiper kelas dunia.

Kini, dengan seragam Manchester City, Donnarumma diharapkan menjadi fondasi kuat di bawah mistar gawang Pep Guardiola, mengemban tugas untuk mengulang kejayaan treble yang pernah ia rasakan di Paris, sekaligus membuktikan bahwa ia bisa beradaptasi dengan kecepatan "lari non-stop" khas Premier League.

Sejauh ini, adaptasi Donnarumma berjalan mulus, dan ia langsung mengambil peran penting dalam upaya The Citizens untuk mempertahankan dominasi mereka di level domestik dan Eropa. Pengalaman berharga dari dua liga raksasa ini akan terus memperkaya permainannya, baik untuk klub maupun untuk tim nasional Italia.

Baca Juga :
Prediksi Manchester City vs Everton 18 Oktober 2025

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama