Situasi di papan atas Serie A saat ini sangat kritis. AC Milan tengah berjuang keras untuk mengambil alih posisi puncak dari Napoli (Peringkat 1) dan menjaga jarak dari kejaran rival kuat mereka, AS Roma (Peringkat 2). Hanya selisih tipis poin yang memisahkan ketiga tim ini, menjadikan setiap pertandingan dan setiap pemain kunci sangat berharga. Sayangnya, tepat di momen krusial ini, "Virus FIFA" menghantam Milanello dengan kekuatan penuh.
Pukulan Telak: Christian Pulisic dan Adrien Rabiot Jadi Korban Utama
Ruang perawatan AC Milan mendadak ramai setelah dua pemain inti pulang dari tugas internasional dengan kondisi cedera serius. Keduanya adalah pilar yang tak tergantikan dalam formasi dan strategi pelatih Stefano Pioli.
Christian Pulisic (Winger/Gelandang Serang - Amerika Serikat): Bintang asal Amerika Serikat ini menjadi korban paling menyakitkan. Pulisic, yang tengah berada di puncak performanya dan menjadi salah satu sumber gol serta assist utama tim, dikabarkan mengalami cedera hamstring saat membela Timnas AS. Cedera otot seperti ini seringkali membutuhkan waktu pemulihan yang lama, dan diperkirakan Pulisic harus menepi setidaknya selama satu bulan. Kehilangan kecepatan dan kreativitas Pulisic di sisi sayap adalah kerugian yang masif.
Adrien Rabiot (Gelandang Tengah - Prancis): Pukulan kedua datang dari lini tengah. Gelandang energik asal Prancis, Rabiot, juga kembali dalam kondisi cedera setelah membela Les Bleus. Laporan menunjukkan Rabiot mengalami cedera otot (lesi pada otot soleus) yang membuatnya diprediksi absen dalam jangka waktu yang cukup panjang, berkisar antara dua hingga empat minggu. Peran Rabiot sebagai gelandang box-to-box yang bertugas sebagai penyeimbang dan pengalir bola di lapangan tengah sangat vital.
Ujian Berat di Depan Mata: Menghadapi Fiorentina
Cedera dua pemain kunci ini datang di waktu yang paling tidak tepat, apalagi AC Milan sudah ditunggu jadwal krusial. Ujian pertama pasca-jeda internasional adalah pertandingan sulit melawan Fiorentina pada tanggal 20 Oktober. La Viola dikenal sebagai tim yang ulet dan selalu memberikan perlawanan sengit, terutama di kandang mereka.
Dengan absennya Pulisic dan Rabiot, kekuatan lini tengah dan daya ledak serangan Milan otomatis berkurang drastis. Pelatih Pioli kini harus memutar otak mencari solusi darurat, mulai dari mengandalkan pemain muda hingga melakukan perubahan formasi radikal.
Tingkat keparahan badai cedera ini menjadikan AC Milan korban terburuk "Virus FIFA" periode ini. Mereka harus berjuang ganda: memenangkan pertandingan untuk menjaga persaingan dengan Napoli dan Roma, sekaligus bertahan dengan skuad yang pincang. Mampukah mentalitas juara Milan mengalahkan dampak destruktif dari cederanya dua bintang utama mereka? Ujian sesungguhnya baru saja dimulai di Florence.